Oleh
kelompok 3 :
I NYOMAN NATA
SURYAWAN 1208605002
ADITYA
WIKARDIYAN 1208605008
I KADEK AGUS
DWIJA PUTRA 1208605012
MUHAMMAD RIDWAN
SATRIO 1208605028
PETRUS
PANDAPOTAN 1208605052
I WAYAN GEDE
PURWA DARMAJA 1208605066
DEWA GEDE ANGGA
WIJAYA 1208605090
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN ILMU KOMPUTER
JURUSAN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2012
I.
Abstrak
Berangkat
dari kesadaran dan kemauan untuk melawan, maka mulai muncul berbagai organisasi
pergerakan. Meskipun masing-masing organisasi memiliki asas dan cara perjuangan
yang berbedabeda, mereka tetap mempunyai satu tujuan yaitu mencapai
kemerdekaan.
Kebulatan
tekad para pemuda untuk bersatu mencapai puncaknya dengan dicetuskannya Sumpah
Pemuda 28 Oktober 1928. Perasaan akan timbulnya nasionalisme bangsa Indonesia
telah tumbuh sejak lama, bukan secara tiba-tiba. Nasionalisme tersebut masih
bersifat kedaerahan, belum bersifat nasional. Penjajahan Belanda tidak lagi di
lawan dengan kekuatan senjata, tetapi dengan kekuatan politik.
Disamping
itu, dilakukan usaha memajukan pendidikan, meningkatkan ekonomi rakyat, dan
mempertahankan kebudayaan. Seluruh rakyat diikutkan dalam perjuangan. Mereka
berhimpun dalam berbagai organisasi. Masa pergerakan nasional di Indonesia
ditandai dengan berdirinya organisasi-organisasi pergerakan. Masa pergerakan
nasional (1908 - 1942), dibagi dalam tiga tahap berikut.
1.
Masa
pembentukan (1908 - 1920) berdiri organisasi seperti Budi Utomo,
Sarekat Islam, dan Indische Partij.
2.
Masa
radikal/nonkooperasi (1920 - 1930), berdiri organisasi
seperti Partai Komunis Indonesia (PKI), Perhimpunan Indonesia (PI), dan Partai
Nasional Indonesia (PNI).
3. Masa moderat/kooperasi (1930 -
1942), berdiri organisasi seperti Parindra, Partindo, dan
Gapi. Di samping itu juga berdiri organisasi keagamaan, organisasi pemuda, dan
organisasi perempuan.
II.
Pendahuluan
Kolonialisme dan imperialisme pada dasarnya
merupakankan suatu sistem pemerasan yang dilakukan suatu bangsa terhadap bangsa
lain. Sedangkan kolonialisme yang terdapat di Indonesia dan bertahan dalam
waktu yang cukup lama, memiliki ciri-ciri antara lain:
a.
Kekuasaan dalam bidang politik oleh penguasa.
Penindasan
dan pemerasan yang sempurna tidak dapat dilaksanakan jika kekuasaan politik
tidak dipegang kuat. Ini dila kukan oleh Belanda dengan cara pengawasan secara
ketat dan cermat, untuk menjaga kemungkinan agar suatu kesempatan tidak dapat
dikuasai oleh suatu bangsa.
b.
Penaklukan ekonomi
Sistem
perekonomian dibentuk dalam suatu porsi tertentu, agar segala kepentingan penduduk
terjajah sepenuhnya tergantung pada perusahaan yang dipegang atau dimiliki oleh
penjajah.
c.
Pemisahan Sosial
Hubungan
antara penjajah dengan penduduk asli sangat jarang terjadi, karena penduduk
asli dianggap tidak memiliki kepintaran apapun. Hal ini berakibat bahwa di
daerah-daerah terjadi pemisahan hubungan antara manusia. Sistem politik semacam
ini mempunyai dampak yang sangat efektif, terbukti tidak saja terjadi pertentangan
antar suku bangsa melainkan juga terjadi pertentangan antar lapisan masyarakat
dalam suku bangsa. Dalam lapangan politik pemerintah Belanda memanfaatkan
kelas-kelas feodal (tuan-tuan tanah) sebagai tamengnya. Begitu pula golongan
Cina digunakan sebagai tameng khusus dalam bidang ekonomi. Keadaan semacam ini
bagi pihak Belanda semakin mantap menancapkan kolonialisme dan imperialisme,
apalagi dalam budaya masyarakat Indonesia sudah
tertanam kuat sikap permusuhan di antara mereka sendiri pada saat itu. Suasana
merdeka rakyat Indonesia sebelum 17 Agustus 1945 sebenarnya sudah pernah
dirasakan, dimana rakyat Indonesia terbebas dari pengaruh kekuasaan asing
manapun juga. Keadaan ini terjadi di masa kerajaan-kerajaan masih berkuasa di
Indonesia seperti kerajaan sriwijaya, Majapahit, padjajaran dsb, dimana zaman
keemasan kerajaan itu mempunyai kekuasaan yang luas hingga keseluruh Asia
Tenggara. Istilah "NASIONAL" yang dipakai pada kerajaan-kerajaan
kurang tepat bila dibandingkan dengan isi pengertian nasional yang dimiliki
bangsa Indonesia. Namun yang jelas bahwa suasana merdaka yang terbebas dari
pengaruh asing manapun pernah dirasakan sebelum imperialisme Belanda dalam
perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Sejak imperialisme berkuasa di bumi
Indonesia, bangsa Indonesia terus melakukan perlawanan inti yang digerakkan
oleh kaum bangsawan, rohoniawan, pedagang, serta petani. Perlawanan ini
membuktikan bahwa sistem pemerintahan yang bersifat imperialisme tidak dapat
diterima Indonesia.
Ciri-ciri
perlawanan bangsa Indonesia sejak dari abad 16 sampai dengan abad 19 tidak
menyeluruh tetapi besifat lokal atau sporaodis. Perlawanan- perlawanan itu
sangat banyak dan terkadang pula terjadi dalam waktu bersamaan dengan tempat
yang berjauhan, sehingga perlawanan itu dapat dipatahkan oleh kaum kolonial.
Dari sinilah dapat dikatakan kesadaran untuk mengkoordinasi perlawanan -
perlawanan terhadap kaum kolonial masih kurang, karena penerapan politik devide
et impera oleh Belanda.
II.
Rumusan Masalah
- Jelaskan secara ringkas
awal kemunculan organisasi di Indonesia!
- Jelaskan hal penting yang
terjadi pada tahun 1928!
- Jelaskan tentang latar
belakang peristiwa Rengas Dengklok!
- Jelaskan perbedaan
pandangan ideologi yang dikemukakan Moh. Yamin, Soepomo dan Soekarno!
- Jelaskan perbedaan rumusan
Pancasila Piagam Jakarta dengan Rumusan yang ada di Pembukaan UUD 1945!
Bagaimana pendapat saudara?
- Jelaskan faktor –faktor yang menyebabkan kemerdekaan yang dapat diraih pada masa kini!
III.
Pembahasan
1).
Salah satu cara yang dilakukan bangsa Indonesia menghadapi pemerintah kolonial
adalah mendirikan organisasi. Melalui organisasi itu dilakukan perjuangan, baik
berupa tuntutan kepada pemerintah maupun perbaikan di bangsa sendiri. Ada
organisasi yang secara tegas menyatakan diri sebagai organisasi politik, ada
pula yang menitikberatkan kegiatannya di bidang tertentu seperti agama,
ekonomi, dan pendidikan.
Strategi perjuangan
disesuaikan dengan ciri khas masing-masing organisasi. Secara umum, strategi
itu dapat dibedakan atas kooperasi (bersedia bekerja sama dengan pemerintahan
Belanda) dan nonkooperasi (menolak kerja sama dengan pemerintah Belanda). Bagi
sebagian organisasi strategi itu relatif sifatnya, disesuaikan dengan situasi
yang dihadapi (bersifat pragmatis). Pada masa tertentu mereka bersikap
kooperasi, tetapi pada masa yang lain bersikap nonkooperasi. Walaupun dua
strategi namun tujuan akhir semua organisasi itu sama, yakni mencapai
kemerdekaan.
Berikut ini akan
diuraikan beberapa organisasi masyarakat yang lahir pada abad ke-20 di
Indonesia sebagai akibat munculnya paham-paham baru di Barat.
Organisasi-organisasi ini dibagi atas dasar jenis organisasi bersangkutan,
yakni berdasarkan kepemudaan (kesukuan dan keagamaan), keagamaan,
sosialekonomi, serta ideologi (nasionalis, sosialis, komunis) yang berwujud
partai politik. Selain itu diuraikan pula organisasiorganisasi wanita yang
merupakan sayap organisasi lainnya.
2). Pada tahun 1928 terjadi
peristiwa Sumpah Pemuda. Peristiwa
sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari
Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu
bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari
Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga kini
setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.
Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat
berbeda oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang
beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri
oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong,
Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta
pengamat dari pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok,
Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie.
Isi Dari Sumpah Pemuda Hasil Kongres
Pemuda Kedua :
PERTAMA : Kami Poetera dan Poeteri
Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia. (Kami Putra
dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia).
KEDOEA : Kami Poetera dan Poeteri
Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan
Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia).
KETIGA : Kami Poetera dan Poeteri
Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan
Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia).
3). Latar
belakang peristiwa tersebut sebenarnya imbas dari kekalahan beruntun yang mulai
dialami Jepang menjelang akhir Perang Dunia II. Demi mendapatkan simpati dari
rakyat Indonesia, Jepang pun akhirnya menjanjikan kemerdekaan bagi negara kita
ini. Janji untuk memerdekakan Indonesia dimulai dengan pembentukan Dokuritsu
Junbi Cosakai pada tanggal 1 Maret 1945. Perbedaan pendapat antara golongan muda
dan golongan tua tentang tata cara pelaksanaan kemerdekaan Indonesia menjadi
perdebatan saat itu. Seperti biasa, para pemuda cenderung ingin menyelesaikan
segala persoalan dengan cepat. Mereka ingin Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta
segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Sementara para tokoh yang
mewakili golongan tua, dalam arti yang sudah cukup matang berpolitik, ingin
segalanya berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku. Sebelum Peristiwa
Rengasdengklok terjadi, golongan pemuda sudah mengadakan perundingan pada 15
Agustus 1945. Mereka memutuskan bahwa sebaiknya kemerdekaan Indonesia
dilaksanakan sesegera mungkin dan lepas dari ikatan dengan pemerintah Jepang
yang sudah menjanjikan sebelumnya. Para pemuda ini tidak mau para pemimpin
Indonesia (terutama Bung Karno dan Bung Hatta) terpengaruh oleh Jepang. Pada
Peristiwa Rengasdengklok, kekhawatiran generasi muda ini cukup beralasan juga
sebenarnya. Akan tetapi golongan tua tidak sependapat. Hal tersebut menimbulkan
ketegangan tersendiri. Sehingga akhirnya para pemuda pun nekat melakukan
“penculikan” terhadap beberapa tokoh penting Indonesia saat itu dan membawa
mereka ke Rengasdengklok. Inilah yang menandai terjadinya Peristiwa
Rengasdengklok.
4).
Pada tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945 tiga tokoh memberi pendapat tentang pandangan
Ideologi Negara yaitu:.
A.
Mr.
Moh. Yamin, (29 Mei 1945), Pemikirannya
diberi judul ”Asas dan Dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia”.
secara
lisan :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan
secara
tertulis:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan
Beradab
4. Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmah
Kebijak -sanaan Dalam
Permusyawaratan /Perwakilan.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia
B.
Mr. Soepomo, (31 Mei 1945), Pemikirannya berupa penjelasan
tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan dasar negara Indonesia merdeka.
Negara yang akan dibentuk hendaklah negara integralistik yang berdasarkan pada
hal-hal berikut ini:
1. Paham Negara
Persatuan
2. Perhubungan
Negara Dengan Agama
3. Sistem Badan
Permusyawaratan
4. Sosialisasi
Negara
5. Hubungan
Antar Bangsa
C. Ir.
Soekarno, (1 Juni 1945 ), pandangan ideologi yang disampaikan :
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau
Perikemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan Yang Berkebudayaan
Kesimpulannya ketiga tokoh tersebut memiliki
pandangan yang cukup beragam mengenai ideology bangsa Indonesia namun hal itu
tidak menjadi penghalang dalam penyatuan pikiran dalam membentuk Pancasila
5. Perbedaan rumusan
Pancasila Piagam Jakarta dengan Rumusan yang ada di Pembukaan UUD 1945 terletak pada rumusan kalimatnya yaitu jika
pada :
Piagam Jakarta rumusan kalimatnya sebagai
berikut :
“… dengan berdasar kepada: ke-Tuhanan, dengan kewajiban
menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan serta dengan mewujudkan
suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
Sedangkan pada Undang-Undang Dasar
1945 adalah :
“… dengan berdasar kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta dengan
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
Pendapat saya terhadap perbedaan rumusan kalimat pada Rumusan Pancasila yang ada pada Piagam Jakarta
dan UUD 1945 adalah UUD 1945 sifatnya lebih umum, tidak berpihak pada satu
golongan atau kelompok, jadi untuk diterapkan bagi masyarakat Indonesia yang
budayanya sangat beragam, tentu rumusan Pancasila pada UUD 1945 lebih layak
dibandingkan dengan rumusan Pancasila pada Piagam Jakarta.
6).
Faktor dari dalam (internal)
·
Kenangan kejayaan masa lampau.
Bangsa-bangsa
Asia dan Afrika sudah pernah mengalami masa kejayaan sebelum masuk dan
berkembangnya imperialisme dan kolonialisme barat. Bangsa India, Indonesia,
Mesir, dan Persia pernah mengalami masa kejayaan sebagai bangsa yang merdeka
dan berdaulat. Kejayaan masa lampau mendorong semangat untuk melepaskan diri
dari penjajahan. Bagi Indonesia kenangan kejayaan masa lampau tampak dengan
adanya kenangan akan kejayaan pada masa kerajaan Majapahit dan Sriwijaya.
Dimana pada masa Majapahit, mereka mampu menguasai daerah seluruh nusantara,
sedangkan masa Sriwijaya mampu berkuasa di lautan karena maritimnya yang kuat.
·
Perasaan senasib dan sepenanggungan akibat penderitaan dan kesengsaraan
masa penjajahan.
Penjajahan yang
dilakukan oleh bangsa-bangsa Eropa terhadap bangsa Asia, Afrika mengakibatkan
mereka hidup miskin dan menderita sehingga mereka ingin menentang imperialisme
barat.
·
Munculnya golongan cendekiawan.
Perkembangan
pendidikan menyebabkan munculnya golongan cendekiawan baik hasil dari
pendidikan barat maupun pendidikan Indonesia sendiri. Mereka menjadi penggerak
dan pemimpin munculnya organisasi pergerakan nasional Indonesia yang selanjutnya
berjuang untuk melawan penjajahan.
·
Paham nasionalis yang berkembang dalam bidang politik, sosial ekonomi,
dan kebudayaan.
Dalam bidang politik, tampak dengan upaya gerakan
nasionalis menyuarakan aspirasi masyarakat pribumi yang telah hidup dalam
penindasan dan penyelewengan hak asasi manusia. Mereka ingin menghancurkan
kekuasaan asing/kolonial dari Indonesia.
Dalam bidang ekonomi, tampak dengan adanya usaha
penghapusan eksploitasi ekonomi asing. Tujuannya untuk membentuk masyarakat
yang bebas dari kesengsaraan dan kemelaratan untuk meningkatkan taraf
hidup bangsa Indonesia.
Dalam bidang budaya, tampak dengan upaya untuk melindungi,
memperbaiki dan mengembalikan budaya bangsa Indonesia yang hampir punah karena
masuknya budaya asing di Indonesia. Para nasionalis berusaha untuk
memperhatikan dan menjaga serta menumbuhkan kebudayaan asli bangsa
Indonesia.
2. Faktor dari luar (eksternal).
·
Kemenangan Jepang atas Rusia (1905).
Pada tahun 1904-1905
Jepang melawan Rusia dan tentara Jepang berhasil mengalahkan Rusia. Hal ini
dikarenakan, modernisasi yang dilakukan jepang yang telah membawa kemajuan
pesat dalam berbagai bidang bahkan dalam bidang militer. Awalnya dengan
kekuatan yang dimiliki tersebut Jepang mampu melawan Korea tetapi kemudian dia
melanjutkan ke Manchuria dan beberapa daerah di Rusia. Keberhasilan Jepang
melawan Rusia inilah yang mendorong lahirnya semangat bangsa-bangsa Asia Afrika
mulai bangkit melawan bangsa asing di negerinya.
· Perkembangan Nasionalisme di Berbagai Negara.
a.
Pergerakan
Kebangsaan India.
India untuk
menghadapi Inggris membentuk organisasi kebangsaan dengan nama ”All India
National Congres”. Tokohnya, Mahatma Gandhi, Pandit Jawaharlal Nehru, B.G.
Tilak,dsb. Mahatma Gandhi memiliki dasar perjuangan :
o Ahimsa (dilarang
membunuh) yaitu gerakan anti peperangan.
o Hartal, merupakan
gerakan dalam bentuk asli tanpa berbuat apapun walaupun mereka tetapi masuk
kantor atau pabrik.
o Satyagraha merupakan
gerakan rakyat India untuk tidak bekerja sama dengan pemerintah kolonial
Inggris.
o Swadesi, merupakan
gerakan rakyat India untuk memakai barang-barang buatan negeri sendiri.
b.
Gerakan
Kebangsaan Filipina.
Digerakkan oleh
Jose Rizal dengan tujuan untuk mengusir penjajah bangsa Spanyol di Wilayah
Filipina. Jose ditangkap tanggal 30 September 1896 dijatuhi hukuman mati.
Akhirnya dilanjutkan Emilio Aquinaldo yang berhasil memproklamasikan
kemerdekaan Filipina tanggal 12 Juni 1898 tetapi Amerika Serikat berhasil
menguasai Filipina dari kemerdekaan baru diberikan Amerika Serikat pada 4
Juli 1946.
c.
Gerakan
Nasionalis Rakyat Cina.
Gerakan ini
dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen, yang mengadakan pembaharuan dalam segala sektor
kehidupan bangsa Cina. Dia menentang kekuasaan Dinasti Mandsyu. Dasar gerakan San Min Chu I:
o Republik Cina adalah suatu negara
nasional Cina.
o Pemerintah Cina disusun atas dasar
demokrasi (kedaulatan berada di tanggan rakyat).
o Pemerintah Cina mengutamakan
kesejahteraan sosial bagi rakyatnya.
Apa yang dilakukan oleh Dr. Sun Yat Sen
sangat besar pengaruhnya terhadap pergerakan rakyat Indonesia. Terlebih lagi
setelah terbentuknya Republik
Nasionalis Cina (1911).
d. Pergerakan
Turki Muda (1908).
Dipimpin oleh
Mustafa Kemal Pasha menuntut pembaharuan dan modernisasi di segala sektor
kehidupan masyarakatnya. Ia ingin agar dapat mengembangkan negerinya menjadi
negara modern. Gerakan Turki Muda ini banyak mempengaruhi munculnya pergerakan
nasional di Indonesia.
e.
Pergerakan
Nasionalisme Mesir.
Dipimpin oleh
Arabi Pasha (1881-1882) dengan tujuan menentang kekuasaan bangsa Eropa terutama
Inggris atas negeri Mesir. Adanya pandangan modern dari Mesir yang dikemukakan
oleh Muhammad Abduh mempengaruhi berdirinya organisasi-organisasi keagamaan di
Indonesia seperti Muhammaddiyah.
Intinya dengan
gerakan kebangsaan dari berbagai negara tersebut mendorong negara-negara lain
termasuk Indonesia untuk melakukan hal yang sama yaitu melawan penjajahan dan
kolonialisme di Negaranya.
·
Munculnya Paham-paham baru.
Munculnya paham-paham
baru di luar negeri seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi
dan pan islamisme juga menjadi dasar berkembangnya paham-paham yang serupa di
Indonesia. Perkembangan paham-paham itu terlihat pada penggunaan
ideologi-ideologi (paham) pada organisasi pergerakan nasional yang ada di
Indonesia.
V.
Kesimpulan
Dengan pengalaman
sejarah yang dipaparkan pada makalah singkat ini, jelaslah bahwa kolonialisme
dan imprealisme merusak seluruh sendi-sendi masyarakat yang dijajah. Penjajahan
tidak sesuai dengan Pri kemanusiaan. Perlawanan bangsa Indonesia dari sejak
dahulu memberikan kita pelajaran yang sangat
berharga bahwa persatuan dan kesatuan sangat panting bagi keutuhan suatu bangsa.
kita akan mudah dihancurkan apabila kita terpecah belah. Pergerakan nasional yang
membangkitkat, semangat nasionalisme memegang peranan penting bagi tercapainya
kemerdekaan Indonesia.
Dalam perjalanan
sejarah kita juga dapat menyadari bahwa tantangan bukan saja datang dari luar
negri tapi juga dari dalam negeri seperti masuknya paham komunis yang dapat
merusak niai-nilai luhur bangsa Indonesia, hal itu patut diwaspadai seluruh
rakyat Indonesia. Perjuangan bangsa Indonesia belum selesai, pada saat ini kita
harus berjuang mengisi kemerdekaan itu untuk mencapai cita-cita nasional
Masyarakat Adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
VI. Daftar Pustaka
http://andri-amin.blogspot.com/2011/11/sejarah-perjuangan-bangsa-indonesia.html
Comments
Post a Comment