Oleh
kelompok 3 :
I NYOMAN NATA
SURYAWAN 1208605002
ADITYA
WIKARDIYAN 1208605008
I KADEK AGUS
DWIJA PUTRA 1208605012
MUHAMMAD RIDWAN
SATRIO 1208605028
PETRUS
PANDAPOTAN 1208605052
I WAYAN GEDE PURWA
DARMAJA 1208605066
DEWA GEDE ANGGA
WIJAYA 1208605090
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN ILMU KOMPUTER
JURUSAN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2012
I.
Abstrak
Pada
abad ke-16 berlayarlah bangsa-bangsa Eropa ke wilayah Timur. Diantaranya adalah
Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda. Tujuan mereka mencari rempah-rempah.
Selain itu mereka juga menyebarkan agama Kristen. Dari pelayaran tersebut
sampailah mereka ke Nusantara. Setelah sampai di Nusantara timbullah
keserakahan mereka. Semula mereka hanya berdagang kemudian mereka ingin
menguasai Nusantara. Diantara mereka yang paling lama menguasai dan menjajah
Indonesia adalah bangsa Belanda.
Tahun 1596 Belanda di
bawah pimpinan Cornelis de Houtman, pertama kali mendarat di Banten. Tahun 1602
Belanda mendirikan kongsi dagang VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie ) di
Batavia untuk memperkuat kedudukannya,V OC ingin menguasai pusat-pusat
perdagangan, seperti Batavia, Banten, Selat Sunda, Makasar, Maluku, Mataram
(Jawa), dan berbagai daerah strategis lain. Belanda dapat menguasai Nusantara
karena politik kejam mereka yaitu politik adu domba. Belanda mengadu domba
raja-raja di daerah sehingga mereka terhasut dan terjadilah perang saudara dan
perebutan tahta kerajaan. Belanda membantu pemberontakan dengan meminta imbalan
daerah kekuasaan dagang (monopoli perdagangan). Akhir abad ke-18 VOC bangkrut
dan dibubarkan tanggal 31 Desember 1799. Indonesia diperintah oleh Kolonial
Belanda dengan gubernur jendral pertama Daendels yang sangat kejam. Rakyat
dipaksa kerja rodi membuat jalan sepanjang 1.000 km (dari Anyer–Panarukan),
mendirikan pabrik senjata di Semarang dan Surabaya juga membangun Pelabuhan
Merak. Daendels digantikan Jansens yang kemudian dikalahkan Inggris. Tahun 1816
Indonesia dikembalikan ke Belanda, dengan Van den Bosch sebagai gubernur. Ia
menerapkan politik tanam paksa. Tujuannya untuk mengisi kas Belanda yang
kosong.Tanam paksa menyengsarakan rakyat, selain rakyat dipaksa menanam 1/5
tanahnya dengan ketentuan Belanda, mereka juga dipaksa membayar pajak dan ganti
rugi tanaman.
Akibat dari kekejaman
Belanda, para Raja-raja dari beberapa Kerajaan bertujuan membebaskan Indonesia
/ nusantara dari jajahan Belanda, dan
mengakibatkan terjadinya beberapa perang-perang diberbagai wilayah untuk
melawan Belanda seperti :
1.
Perang Banjar di Kalimantan
Perang Banjar
(1859-1905) adalah perang perlawanan terhadap penjajahan kolonial Belanda yang
terjadi di Kesultanan Banjar yang meliputi wilayah provinsi Kalimantan Selatan
dan Kalimantan Tengah. Pangeran Hidayatullah dan Pangeran Antasari menggunakan
strategi perang gerilya dengan membuat kerajaan baru di pedalaman dan membangun
benteng-benteng pertahanan di hutan-hutan.
2. Perang Padri di
Aceh
Perang Aceh adalah
perang Kesultanan Aceh melawan Belanda dimulai pada 1873 hingga 1904.
Kesultanan Aceh menyerah pada 1904, tapi perlawanan rakyat Aceh dengan perang
gerilya terus berlanjut, yang dilakukan oleh Cut Nyak Dien.
3. Perang Diponogoro di Jawa
Perang Diponegoro
(Inggris : The Java War, Belanda : De Java Oorlog), adalah perang besar dan
menyeluruh berlangsung selama lima tahun (1825-1830) yang terjadi di Jawa, Hindia
Belanda (sekarang Indonesia), antara pasukan penjajah Belanda di bawah pimpinan
Jendral De Kock[1] melawan penduduk pribumi yang dipimpin seorang pangeran
Yogyakarta bernama Pangeran Diponegoro. Dalam perang ini telah berjatuhan
korban yang tidak sedikit. Baik korban harta maupun jiwa. Dokumen-dokumen
Belanda yang dikutip para ahli sejarah, disebutkan bahwa sekitar 200.000 jiwa
rakyat yang terenggut. Sementara itu di pihak serdadu Belanda, korban tewas
berjumlah 8.000.
4. Perang Makassar di Sulawesi Selatan
Perang ini terjadi
pada tahun 1824. Salah satu Pahlawannya adalah Sultan Hasanuddin, Meskipun pada
masa pemerintahannya berulang kali terjadi peperangan, namun Sultan Hasanuddin
bukanlah sosok pemimpin yang suka kekerasan dan haus perang. Sifat humanismenya
sebagai raja besar nampak pada kesediaannya untuk menerima Perjanjian Bungaya
pada tanggal 18 November 1667, Hasil akhirnya Belanda dapat menaklukan kerajaan
Bone dan Raja Bone dijadikan 'raja boneka'
5. Perang Jagaraga di
Bali
Perang ini disebabkan
karena Belanda melanggar perjanjian hak rakyat Bali untuk mandapatkan kapal
karam di perairan Bali. Pahlawannya adalah I Gusti Ketut Jelantik Hasil
akhirnya belanda gagal namun 3 tahun kemudian berhasil menguasai Jagaraga,
Klungkung, Karangasem, dan Gianyar.
Dan masih banyak lagi
Perang-perang yang berlangsung selama penjajahan Belanda di Indonesia, yang
akhirnya mengakibatkan lahirnya Pergerakan Nasional, pergerakan nasional adalah
perjuangan yang mengikutsertakan seluruh rakyat Indonesia. Latar belakang
timbulnya pergerakan nasional adalah rasa senasib dan sepenanggungan,
penderitaan rakyat akibat penjajahan, rakyat yang tidak mempunyai tempat
mengadu nasib, adanya golongan terpelajar yang sadar akan perjuangan. Dan
melanjutkan perjuangan yang banyak ditempuh dengan jalan diplomasi, Karena
kegagalan perjuangan sebelum tahun 1908.
II.
Pendahuluan
Bangsa indonesia
memliki sejarah yang sangat panjang, hidup dalam kemakmuran dan ketentraman
selama berabad abad, kerajaan besar dan kecil banyak berdiri di nusantara
seperti sriwijaya dan majapahit, kerajaan yang melambangkan kejayaan dan
kemakuran dengan berbagai budaya dan ajaran seperti hindu budha islam,
yang turut menghias nusantara. Semenjak munculnya bangsa - bangsa Eropa pada
abad ke-16 yang berlayarlah ke wilayah Timur. Diantaranya adalah Portugis,
Spanyol, Inggris, dan Belanda. Tujuan mereka mencari rempah-rempah. Selain itu
mereka juga menyebarkan agama Kristen. Dari pelayaran tersebut sampailah mereka
ke Nusantara. Setelah sampai di Nusantara timbullah keserakahan mereka. Semula
mereka hanya berdagang kemudian mereka ingin menguasai Nusantara. Diantara
mereka yang paling lama menguasai dan menjajah Indonesia adalah bangsa Belanda.
Kita akan mempelajari sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam membebaskan
dirinya dari belenggu penjajahan. Bagaimana rakyat Indonesia mengadakan
perjuangan, khususnya sebelum tahun 1908. Dimana ketika itu bangsa kita, masih
dalam bentuk kerajaan dan wilayah-wilayah kita pun belum merupakan satu
kesatuan. Di saat ini mungkin bangsa kita masih terbilang sangat lemah untuk
menghadapi kaum penjajah. Karena belum merupaka satu kesatuan, para penjajah
pun banyak memiliki siasat untuk semakin memecah belah kita, demi tercapainya
tujuan mereka untuk menguasai wilayah nusantara ini.
III.
Rumusan
Masalah
1. Coba jelaskan secara singkat perjuangan
yang terjadi dalam melawan penjajah di Kalimantan, perang paderi di aceh,
perang diponegoro, makasar, dan Maluku ?
2. Jelaskan peran seorang Dr. Snouck
Horgronje, dalam penaklukan aceh oleh belanda ?
3. Jelaskan tentang kolonialisme dan
imperialisme !
4. Jelaskan tentang beberapa siasat yang
digunakan oleh penjajah dalam penaklukan di Indonesia
5. Jelaskan yang dimaksud dengan politik
devide et impera !
6. Sebutkan faktor-faktor yang menyebabkan
kegagalan perjuangan sebelum tahun 1908 ?
IV.
Pembahasan
1)
a. Perang Padri
Merupakan
peperangan yang pada awalnya akibat pertentangan dalam masalah agama sebelum
berubah menjadi peperangan melawan penjajahan. Perang Padri ini terjadi pada
kawasan Kerajaan Pagaruyung antara tahun 1803 hingga 1838, sempat mereda tahun
1825 namun kembali berkecamuk tahun 1830. Peperangan ini dimulai dengan
munculnya gerakan Kaum Padri (Kaum Ulama) dalam menentang perbuatan-perbuatan
yang marak waktu itu di kalangan masyarakat yang ada dalam kawasan Kerajaan
Pagaruyung sekitarnya, seperti perjudian, penyabungan ayam, penggunaan madat
(opium), minuman keras, tembakau, sirih, dan juga aspek hukum adat matriarkat
mengenai warisan dan umumnya pelaksanaan longgar kewajiban ritual formal agama
Islam.
Perbedaan pendapat ini memicu peperangan antara Kaum Padri yang dipimpin oleh Harimau Nan Salapan dengan Kaum Adat di bawah pimpinan Yang Dipertuan Pagaruyung waktu itu Sultan Arifin Muningsyah. Kemudian peperangan ini meluas dengan melibatkan Belanda. Perang Padri termasuk peperangan dengan rentang waktu yang cukup panjang, menguras harta dan mengorbankan jiwa raga. Perang ini selain meruntuhkan kekuasaan Kerajaan Pagaruyung, juga berdampak merosotnya perekonomian masyarakat sekitarnya serta munculnya perpindahan masyarakat dari kawasan konflik.
Perbedaan pendapat ini memicu peperangan antara Kaum Padri yang dipimpin oleh Harimau Nan Salapan dengan Kaum Adat di bawah pimpinan Yang Dipertuan Pagaruyung waktu itu Sultan Arifin Muningsyah. Kemudian peperangan ini meluas dengan melibatkan Belanda. Perang Padri termasuk peperangan dengan rentang waktu yang cukup panjang, menguras harta dan mengorbankan jiwa raga. Perang ini selain meruntuhkan kekuasaan Kerajaan Pagaruyung, juga berdampak merosotnya perekonomian masyarakat sekitarnya serta munculnya perpindahan masyarakat dari kawasan konflik.
b.
Perang Banjar
(1859-1905)
adalah perang perlawanan terhadap penjajahan kolonial Belanda yang terjadi di Kesultanan
Banjar yang meliputi wilayah provinsi Kalimantan Selatan dan
Kalimantan Tengah. Perang Banjar berlangsung antara 1859 -1905. Konflik dengan
Belanda sebenarnya sudah mulai sejak Belanda memperoleh hak monopoli dagang di
Kesultanan Banjar. Dengan ikut campurnya Belanda dalam urusan kerajaan,
kekalutan makin bertambah. Selain itu sebab lainnya adalah Karena Pangeran Hidayatullah yang seharusnya
menjadi Sultan Banjar tidak disetujui oleh Belanda yang
kemudian menganggap Tamjidullah sebagai sultan yang sebenarnya
tidak berhak menjadi sultan. Kemudian setelah Belanda mencopot Tamjidullah dari
kursi sultan, Belanda membubarkan Kesultanan Banjar.
Setelah sekian tahun Belanda mempermainkan kesultanan tempat kelahirannya
akhirnya perang pun dimulai. Pangeran Hidayatullah dan Pangeran
Antasari menggunakan strategi perang gerilya dengan membuat kerajaan
baru di pedalaman dan membangun benteng-benteng pertahanan di hutan-hutan.
Namun setelah berperang Pangeran Hidayatullah tertangkap dan Pangeran
Antasari wafat, perjuangan tetap berlanjut yang dipimpin oleh Gusti Mat Seman, Gusti Acil, Gusti
Muhammad Arsyad, dan Antung Durrahman. Oleh pemimpin-pemimpin tersebut, rakyat
masih bergerilya dengan se-sekali melakukan serangan kepada Belanda sampai awal
abad ke-20.
Dengan hilangnya para pemimpin, maka
perlawanan rakyat Banjar pun menjadi lemah. Akhirnya perlawanan pun padam.
Selanjutnya Banjarmasin sepenuhnya dikuasai Belanda.
c. Perang Diponegoro
Perang besar dan menyeluruh berlangsung selama lima tahun (1825-1830) yang
terjadi di Jawa,
Hindia
Belanda, antara pasukan penjajah Belanda di bawah pimpinan Jendral De
Kock melawan penduduk pribumi yang dipimpin seorang pangeran
Yogyakarta bernama Pangeran Diponegoro. Dalam perang ini telah
berjatuhan korban yang tidak sedikit. Baik korban harta maupun jiwa.
Dokumen-dokumen Belanda yang dikutip para ahli sejarah, disebutkan bahwa
sekitar 200.000 jiwa rakyat yang terenggut. Sementara itu di pihak serdadu
Belanda, korban tewas berjumlah 8.000. Perang Diponegoro merupakan salah satu
pertempuran terbesar yang pernah dialami oleh Belanda selama menjajah
Nusantara. Peperangan ini melibatkan seluruh wilayah Jawa, maka disebutlah
perang ini sebagai Perang Jawa.
Sebanyak 250 kapal perang dari kerajaan Gowa Makassar,
meninggalkan pelabuhan Galesong, menuju laut Banda. Beriringan dengan penuh
ketegangan dan membawa serta meriam “anak Makassar” yang begitu tersohor.
Diantara kapal-kapal itu, ada dua kapal yang berukuran lebih besar sebagai
pemimpin armada, namanya “Tunipalangga” dan “Gallek Karaenta”. “Tunipalangga”
di komondai oleh I Makkuruni dan “Gallek Karaenta” dipimpin oleh panglima
perang laut paling tersohor di Kerjaan Gowa, adalah Itanrawa Daeng Riujung
Karaeng Bontomarannu. Pasukan-pasukan Belanda menjulukinya Admiral Monte
Maranno.
Pada 10 Juni 1669, armada kapal Gowa itu menghadang
200 armada kapal Belanda yang dipimpin oleh Admiral Johan van Daam. Dia adalah
seorang pemipin yang pernah menghadapi langsung I Mallombassi Daeng Mattawang
Karaeng Bontomangape bergelar Sultan Hasanuddin.
Johan van Dam didampingi oleh seorang perwira yang
cakap yakni Kolonel Marco de Bosch dan Kapten de Larssen. Tak hanya itu,
beberapa sekutu lainnya ikut menemani antara lain raja Kerajaan Bone
Latenritatta Aruppalakka, hingga perwakilan dari armada Buton dan Ambon. Para
pembesar itu berdiskusi ringan di atas kapal induk “Van Hoyer”. Pertempuran pun
tak dapat dihindari. Semua kapal siaga. Van Dam merasa terkurung. Strateginya
mulai berjalan, beberapa kapal mulai dibelokkan ke arah Selatan untuk mengurung
pasukan Gowa. Tapi itu tak berlangsung, sebab kapal rombongan Tunipalangga yang
berpisah dengan Gallek Karaengta sejak di laut Selayar lebih dulu berbelok
menghadang dari arah belakang.
Lalu tibalah saatnya, meriam “anak Makassar” di
ledakkan. Suaranya menggelegar memenuhi laut Banda yang diguyur hujan deras.
Meriam itu sangat dikenal dan ditakuti oleh Kompeni. Daya jangkau ledakannya
sangat jauh dan pelurunya sangat besar. Pasukan Belanda tak menyangka jika
“anak Makassar” akan dibawa serta ke lautan, karena keberadaannya sebelumnya
adalah di dinding benteng Somba Opu pusat utama kerajaan Gowa sebagai tameng
pelindung. Van Dam tak kuasa menahan geram. Dia terkurung dan tak mampu berbuat
apa-apa. Dia kemudian turun dari kapal induk Van Hoyer, bersama sekutu
kerajaan. Van Dam melarikan diri dan memrintahkan Marco de Bosch mengambil alih
pimpinan. Tapi de Bosch tak bisa berbuat apa-apa. Dia kemudian mati dalam
peperangan itu. Jasadnya terkubur di laut Banda.
Ketika Belanda kembali berkuasa pada tahun 1817, monopoli diberlakukan
lagi. Diberlakukan lagi sistem ekonomi uang kertas yang sangat dibenci dan
keluar perintah sistem kerja paksa (rodi). Belanda tampaknya juga tidak mau
menyokong dan memerhatikan keberadaan gereja Protestan dan pengelolaan
sekolahsekolah protestan secara layak. Inilah penyebab utama meletusnya Perang
Maluku yang dipimpin Kapitan Pattimura. Fortuner SUV Terbaik.
Pada tanggal 15 Mei 1817, pasukan Pattimura mengadakan penyerbuan ke
Benteng Duurstede. Dalam penyerangan tersebut, Benteng Duurstede dapat diduduki
oleh pasukan Pattimura bahkan residen van den Berg beserta keluarganya tewas.
Tentara Belanda yang tersisa dalam benteng tersebut menyerahkan diri. Dalam
penyerbuan itu, Pattimura dibantu oleh Anthonie Rheebok, Christina Martha Tiahahu,
Philip Latumahina, dan Kapitan Said Printah.
Berkat siasat Belanda yang berhasil membujuk Raja Booi, pada tanggal 11
November 1817, Thomas Matulessy atau yang akrab dikenal dengan gelar Kapitan
Pattimura berhasil ditangkap di perbatasan hutan Booi dan Haria. Akhirnya vonis
hukuman gantung dijatuhkan kepada empat pemimpin, yaitu Thomas Matullessy atau
Kapitan Pattimura, Anthonie Rheebok, Said Printah, dan Philip Latumahina.
Eksekusi hukuman gantung sampai mati dilaksanakan pada pukul 07.00 tanggal 10
Desember 1817 disaksikan rakyat Ambon.
2. Peran
Dr Snouck Hurgronje adalah dengan menyamar selama 2 tahun di pedalaman
Aceh untuk meneliti kemasyarakatan dan ketatanegaraan Aceh. Memberikan Usulan
strategi kepada Gubernur Militer Belanda Joannes Benedictus van Heutsz adalah,
supaya golongan Keumala (yaitu Sultan yang berkedudukan di Keumala) dengan
pengikutnya dikesampingkan dahulu. Tetap menyerang terus dan menghantam terus
kaum ulama. Jangan mau berunding dengan pimpinan-pimpinan gerilya. Mendirikan
pangkalan tetap di Aceh Raya. Menunjukkan niat baik Belanda kepada rakyat Aceh,
dengan cara mendirikan langgar, masjid, memperbaiki jalan-jalan irigasi dan
membantu pekerjaan sosial rakyat Aceh. Ternyata siasat Dr Snouck Hurgronje
diterima oleh Van Heutz yang menjadi Gubernur militer dan sipil di Aceh
(1898-1904). Kemudian Dr Snouck Hurgronje diangkat sebagai penasehatnya.
3.
Kolonialisme
berasal dari kata Colunus (Colonia) yang berarti suatu usaha untuk
mengembangkan kekuasaan suatu Negara di luar wilayah Negara tersebut.
Kolonialisme umumnya bertujuan untuk mencapai dominasi ekonomi atas sumberdaya
manusia dan perdagangan disuatu wilayah, wilayah koloni umumnya adalah
daerah-daerah yang kaya akan bahan mentah untuk keperluan Negara yang melakukan
kolonialisme atau Negara penjajah, singkatnya kolonialisme bertujuan untuk
menguras habis SDA dari Negara yang bersangkutan untuk dibawa ke Negara
induk/Negara penjajah.
Imperialisme
adalah usaha memperluas kekuasaan suatu Negara untuk menguasai Negara lain,
imperialisme dibagi menjadi dua macam, yaitu imperialsime Kuno dan Modern,
secara umum imperialisme bertujuan untuk menanamkan pengaruh pada semua bidang
kehidupan Negara yang bersangkutan / lebih mengutamakan daerah jajahan atau
kekuasaan dibanding SDA dari daerah jajahan.
Jadi dari Kolonialisme dan Imperialisme
adalah akan membuat Negara penjajah menjadi makmur, sementara yang dijajah
semakin menderita.
4. Perang padri yang
terjadi di Sumatra Barat. Rakyat Minangkabau bersatu melawan Belanda.
Perlawanan terhadap Belanda di bawah pimpinan Tuanku Imam Bonjol. Untuk
mengatasi perlawanan rakyak Minangkabau, Belanda menerapkan siasat adu domba.
Dalam menerapkan siasat ini Belanda mengirimkan pasukan dari Jawa di bawah
pimpinan Sentot Prawiradirja. Ternyata Sentot beserta pasukannya membatu kaum
padri. Karena itu Sentot ditangkap dan diasingkan ke Cianjur,Jawa Barat. Pada
akhir tahun 1834, Belanda memusatkan pasukannya menduduki kota Bonjol. Tanggal
16 Juni 1835, pasukan Belanda menembaki Kota Bonjol dengan meriam. Dengan
tembakan meriam yang sangat gencar Belanda berhasil merebut Benteng Bonjol.
Akhirnya pada tanggal 25 Oktober 1837 Tuanku Imam Bonjol menyerah. Dengan
menyerahnya Tuanku Imam Bonjol berarti padamlah perlawanan rakyat Minangkabau
terhadap Belanda.
Perang
Diponegoro yang terjadi di Jawa. Untuk mematahkan perlawanan Diponegoro,
Belanda melaksanakan siasat Benteng Stelsel (sistem benteng). Dengan berbagai
siasat, akhirnya Belanda berhasil membujuk para pemimpin untuk menyerah.
Melihat hal itu, Pangeran Diponegoro merasa terpukul. Dalam perlawanannya
akhirnya Pangeran Diponegoro terbujuk untuk berunding. Dalam perundingan,
beliau ditangkap dan diasingkan ke Makassar sampai akhirnya meninggal dunia
pada tanggal 8 Januari 1855.
5. Pengertian secara definitif Divide
et impera atau Politik pecah belah adalah kombinasi
strategi politik, militer, dan ekonomi yang bertujuan mendapatkan dan menjaga
kekuasaan dengan cara memecah kelompok besar menjadi kelompok-kelompok kecil
yang lebih mudah ditaklukan. Dalam konteks lain, politik pecah belah juga
berarti mencegah kelompok-kelompok kecil untuk bersatu menjadi sebuah kelompok
besar yang lebih kuat.
6. Faktor yang menyebabkan perjuangan bangsa
Indonesia sebelum 1908 mengalami kegagalan :
a. Kurang adanya
persatuan,
b. Faktor
persenjataan masih tradisional,
c.
Politik devide et impera (politik adu domba) oleh belanda.
d.
tidak terorganisir, lemah kerjasama dan koordinasi (tidak kompak, inginnya
masing-masing menjadi paling menonjol)
e.
tergantung pada satu pemimpin
f.
pendidikan rakyat masih rendah
V.
KESIMPULAN
Perjuangan bangsa Indonesia untuk menghilangkan
penajajahan dari bumi pertiwi telah dimulai sejak kedatangan Belanda mengusik
ketenteraman negara pada tahun 1602. Namun pada saat itu perjuangan rakyat masih
bersifat kedaerahan mereka hanya berjuang demi keutuhan dari kesultanan ataupun
kerajaan-kerajaan mereka masing-masing, tanpa berpikir untuk menyatukan
kekuatan dengan kerajaan tetangga untuk mengusir segala bentuk penjajahan di
bumi pertiwi. Selain itu persenjataan juga masih kalah dengan Belanda sehingga
pasukkan Belanda tidak dapat diusir keseluruhannya. Hal-hal tersebut yang
menyebabkan Belanda mudah untuk memecah bangsa ini menjadi kerajaan-kerajaan
boneka Belanda. Dengan menggunakan
politik devide et imperanya kita menjadi negara yang terpecah-pecah sehingga
Belanda tetap bisa mengusai negara dengan semaunya. Sehingga pada awal abad
ke-20 sudah banyak kerajaan-kerajaan di Indonesia yang telah berhasil
diruntuhkan oleh pihak Belanda. Dari semua itu kami simpulkan tidak adanya
sinergisitas antara kerajaan-kerajaan di Indonesia untuk mengusir penjajah
secara bersama, sehingga pada akhir tahun 1908 penjajah belum berhasil diusir
dari bangsa Indonesia.
VI.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Padri
(diakses tanggal 11 oktober 2012)
http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Diponegoro
(diakses tanggal 11 oktober 2012)
http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Banjar
(diakses tanggal 11 oktober 2012)
http://hizbut-tahrir.or.id/2012/04/05/christiaan-snouck-hurgronje-seorang-penasehat-politik-dan-mata-mata-yang-menipu-umat-islam/
(diakses tanggal 11 oktober 2012)
http://iwak-pithik.blogspot.com/2011/12/pengertian-kolonialisme-dan.html
(diakses tanggal 11 oktober 2012)
http://sosbud.kompasiana.com/2010/09/01/divide-et-impera-warisan-penjajah-yang-masih-disuka/
(diakses tanggal 11 oktober 2012)
http://jaenisupratman.files.wordpress.com/2011/11/modul-bab-3-4-ips-kls-101.pdf
(diakses tanggal 11 oktober 2012)
thank you..buat infonya ya...
ReplyDeletethank you buat infonya
ReplyDeleteya masama... :D
ReplyDeletemakasih !!
ReplyDeleteYoi :D
Deletemakasihhh
ReplyDeleteYoi :D
Deletekq isix bgn sihgh
ReplyDeletemaksudnya??
Deletethanks
ReplyDeleteSama" (y)
ReplyDeletepuasa ramadhan
ReplyDeleteterimakasih ya
thank you so much for perang padri what years
ReplyDeletethank you so much for perang padri what years ?
ReplyDeleteMakasih
ReplyDeletesep nilai PKN gw 90 langsung
ReplyDeleteMakasih banget ngebantu tugas pkn
ReplyDeletethankyou,bermanfaat BGT....
ReplyDelete