Oleh
kelompok 3 :
I NYOMAN NATA
SURYAWAN 1208605002
ADITYA
WIKARDIYAN 1208605008
I KADEK AGUS
DWIJA PUTRA 1208605012
MUHAMMAD RIDWAN
SATRIO 1208605028
PETRUS
PANDAPOTAN 1208605052
I WAYAN GEDE
PURWA DARMAJA 1208605066
DEWA GEDE ANGGA
WIJAYA 1208605090
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN ILMU KOMPUTER
JURUSAN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2012
DAFTAR ISI
I. Abstrak
Keberadaan
Pancasila sebagai dasar filsafat Negara dapat ditelusuri secara historis sejak
adanya sejarah awal masyarakat Indonesia. Keberadaan masyarakat ini dapat di
lacak melalui berbagai peninggalan sejarah yang berupa peradapan, agama, hidup
ketatanegaraan, kegotongroyongan, struktur
sosial dari masyarakat Indonesia. Terbentuknya masyarakat Indonesia melalui
proses sejarah sejak masa kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit, masa penjajahan
dan kemudian mencapai kemerdekaan merupakan proses panjang. Pada masa kerajaan
Kutai berkuasa telah ada adat kenduri dan memberikan sedekah dan kepada para
brahmana. Kemudian para Brahmana menbangun Yupa (tiang batu) sebagai tanda
terima kasih kepada raja Mulawarman. Fenomena ini menggambarkan adanya nilai
sosial politik dan ketuhanan pada masa itu.
Sriwijaya
merupakan kerajaan besar di wilayah Sumatra yang memiliki kekuasaan mulai dari
Sunda, Semenanjung Malaya dan kepulauan di sekitarnya sampai Sri langka. Sriwijaya
di kenal sebagai kerajaan maritim yang kuat pada masa itu. Di sekitar keluarga
raja di bentuk administrasi pusat yang terdiri dari hakim raja yang menjalankan
kekuasaan raja untuk mengadili yang di sebut Dandanayaka. Pada masa ini telah
di mulai adanya pembagian kekuasaan berupa Parddatun yang di perintah oleh
seorang datu yang bukan seorang anggota keluarga raja. Hal ini telah
mencerminkan adanya otonomi daerah. Kerajaan Sriwijaya merupakan Negara
Indonesia pertama yang berdasarkan kesatuan yang di dalamnya ditemui nilai
nilai material Pancasila meliputi nilai Ketuhanan, nilai kemasyarakatan, persatuan,
keadilan yang terjalin satu sama lain dengan nilai internasionalisme yang
terjalin dalam bentuk hubungan dagang dengan negeri negeri di seberang lautan.
Pada
masa majapahit telah terdapat sistem sosial yang menjadi tanda adanya peradapan
yang lebih maju, seperti adanya peraturan perundang-undangan yang di
sebarluaskan kepada masyarakat melalui pejabat pusat dan daerah. Majapahit
dibawah raja Prabhu Hayam Wuruk dan Apatih Mangkubumi Gajah Mada telah berhasil
mengintegrasikan nusantara. Faktor faktor yang di manfaatkan untuk menciptakan
wawasan nusantara itu ialah: kekuatan religio-magis yang berpusat pada sang
prabu, ikatan sosial kekeluargaan terutama antara kerajaan yang ada di daerah
dengan pusat kerajaan (Suwarno, 1993 : 17-24).
Nilai
nilai yang ada dalam adat istiadat masyarakat sejak zaman Kutai sampai
Majapahit semakin mengkristal pada era sejarah perjuanagn bangsa yang di tandai
dengan perumusan Pancasila sebagai dasar Negara oleh para pendiri Negara (the
founding fathers). Pancasila sebagai filsafat hidup bangsa merupakan jati diri
bangsa yang menunjukkan adanya ciri khas,sifat,karakter bangsa yang berbeda
dengan bangsa lain.
II. Pendahuluan
Secara
arti kata, Pancasila mengandung arti: panca yang berarti “lima” dan sila yang
berarti “dasar”. Dengan demikian
pancasila artinya lima dasar. Pengertian Pancasila kami petik dari sejarah yang
diambil pada bahasa sansekerta. Pancasila adalah dasar filsafat negara republik
Indonesia yang secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan
tercantum dalam pembukaan UUD 1945, diundangkan dalam Berita Republik Indonesia
tahun II no. 7 bersama-sama dengan batang tubuh UUD 1945. Pancasila merupakan
rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan
yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau perwakilan, dan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule
(Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.
Ternyata,
wujud nilai pancasila sudah ada pada saat jaman kerajaan terbukti dengan
adanya, persatuan dan kesatuan antar umat beragama. Pancasila adalah dasar pembentukan suatu bangsa dan juga berfungsi
untuk menunjukkan karakteristik suatu bangsa. Kita dituntut untuk bisa
menerapkan nilai pancasila dalam kehidupan sehari – hari dan mengetahui sejarah pancasila di masa
kerajaan, dan wujud nilai pancasila yang terdapat pada masa kerajaan. Kita
menjadi tahu hak dan kewajiban kita sebagai warga negara yang akhirnya membuat
kita jadi mengerti peran dan penempatan diri kita sebagai bagian dari suatu
negara. Ketika kita semua sudah tahu dan mengerti kewajiban yang harus
dilakukan dan hak yang didapatkan, maka kita bisa menjalankannya dengan sesuai
peraturan ataupun menuntut hak – hak yang mungkin belum terpenuhi sebagai warga
negara. Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama satu sama
lain. Bangsa Indonesia menjadikan Pancasila
sebagai landasan ideologi yang berjiwa persatuan dan kesatuan wilayah
dengan tetap menghargai serta menghormati ke-Bhinneka Tunggal Ika-an (persatuan
dalam perbedaan) untuk setiap aspek kehidupan nasional guna mencapai tujuan nasional.
Artinya, sudah menjadi hal yang tidak dapat ditampikkan lagi bahwa masyarakat Indonesia itu jamak, plural,
dan daerah yang beragam, terdiri dari berbagai macam suku, bahasa,
adat-istiadat dan kebiasaan, agama, kepercayaan
kekayaan yang terbentang dari Sabang sampai Merauke.
III. Rumusan Masalah
1.
Tunjukan Bukti penerapan Nilai Pancasila Pada Kerajaan Kutai (Hal apa
yang dilakukan penguasa/ raja pada saat itu), Jelaskan?
2. Peristiwa dan kisah apa yang dapat
dipetik dari Sejarah Kerajaan Majapahit, dan merupakan pencerminan nilai
Persatuan dan Kesatuan yang ada pada saat itu (bisa diambil dari kisah para
raja/tokoh yang terkenal di kerajaan tersebut)?
3.
Ceritakan sistem pemerintahan yang diberlakukan pada kerajaan Sriwijaya
dan beberapa kerajaan yang terkemuka?
4. Tunjukkan contoh perwujudan
pencerminan Nilai Ketuhanan, yang bisa kita lihat pada masa – masa kerajaan di
Tanah Jawa dan daerah lainnya, Jelaskan?
5. Peristiwa/ hal apa yang menyebabkan
jatuhnya perjuangan Sultan Agung pada masa Kerajaan Mataram Islam, Jelaskan?
6. Jelaskan hakekat nilai pancasila yang
terkandung dari semboyan yang tertulis pada Kitab Negara Kertagama, yang
menjadi semboyan bangsa sampai saat ini, Jelaskan?
7. Apa arti penting Sejarah Kerajaan bagi
bangsa Indonesia utamanya dalam proses Pembentukan dan perumusan Ideologi
Bangsa?
8. Setelah Mendalami Sejarah Kerajaan
Nusantara ini, Hal penting apa yangdapat saudara petik, utamanya sebagai generasi penerus
bangsa ini, jelaskan?
IV. Pembahasan
1.
Raja pertama kerajaan Kutai adalah Kundungga. Raja Kundungga memiliki
seorang anak yang bernama Aswawarman. Aswawarman memiliki tiga anak, salah
satunya Mulawarman. Pada masa
pemerintahan Mulawarman, kerajaan Kutai mengalami masa Keemasan. Ketika raja
Mulawarman mengadakan Kenduri, dan memberi sedekah kepada Brahmana, kemudian
para Brahmana membangun 7 Yupa sebagai tanda terimakasih. Hal tersebut
menunjukkan bahwa nilai sosial politik, dan ketuhanan (dalam bentuk kerajaan
Kenduri dan sedekah pada para Brahmana) telah ada dijaman kerajaan Kutai,
dimana bentuk kerajaan dengan agama dijadikan sebagai tali pengikat kewibawaan
raja.
2. Peristiwa yang menunjukan nilai sila
ke-3 yaitu nilai persatuan dan kesatuan pada jaman kerajaan majapahit adalah Peristiwa
Sumpah Palapa. Sumpah Palapa adalah suatu pernyataan atau sumpah yang
dikemukakan oleh Gajah Mada pada upacara pengangkatannya menjadi Patih
Amangkubhumi Majapahit, tahun 1258 Saka (1336 M). Ia menyatakan tidak akan
memakan palapa sebelum berhasil menyatukan Nusantara. Atas sumpah palapa ini
majapahit pun berhasil menaklukkan/mempersatukan nusantara.
3. Sistem pemerintahan yang diberlakukan
pada kerajaan sriwijaya dan beberapa kerajaan yang terkemuka :
Menurut
Prasasti Kedukan Bukit, kekaisaran Sriwijaya didirikan oleh Dapunta Hyang Çri
Yacanaca (Dapunta Hyang Sri Jayanasa). Ia memimpin 20.000 tentara (terutama
tentara darat dan beberapa ratus kapal) dari Minanga Tamwan ke Palembang,
Jambi, dan Bengkulu. Kerajaan ini adalah pusat perdagangan dan merupakan negara
maritim. Negara ini tidak memperluas kekuasaannya diluar wilayah kepulauan Asia
Tenggara.
B. Kerajaan Mataram
Kuno
Raja merupakan pemimpin tertinggi
Kerajaan mataram kuno. Sanjaya sebagai raja pertama memakai gelar Ratu. Pada
zaman itu istilah Ratu belum identik dengan kaum perempuan. Gelar ini setara
dengan Datu yang berarti "pemimpin". Keduanya merupakan gelar asli
Indonesia. Penduduknya sebagian besar
hádala bertani. Sebagian besar penduduk beragama Hindu
C. Kerajaan Singasari
Menurut Pararaton, Tumapel (Singasari)
semula hanya sebuah daerah bawahan Kerajaan Kadiri. Yang menjabat sebagai akuwu
(setara camat) Tumapel saat itu adalah Tunggul Ametung. Ia mati dibunuh secara
licik oleh pengawalnya sendiri yang bernama Ken Arok, yang kemudian menjadi akuwu
baru. Tidak hanya itu, Ken Arok bahkan berniat melepaskan Tumapel dari
kekuasaan Kadiri.
Pada tahun 1222 terjadi perseteruan
antara Kertajaya raja Kadiri melawan kaum brahmana. Para brahmana lalu
menggabungkan diri dengan Ken Arok yang mengangkat dirinya menjadi raja pertama
Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi. Perang melawan Kadiri meletus di
desa Ganter yang dimenangkan oleh pihak Tumapel.
D. Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden
Wijaya dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana. Majapahit memiliki struktur
pemerintahan dan susunan birokrasi yang teratur. Raja dibantu oleh sejumlah
pejabat birokrasi dalam melaksanakan pemerintahan
4. Di kerajaan – kerajaan yang berada di
Tanah Jawa sangat menghargai agama biarpun di satu kerajaan. Tanah Jawa ada
agama hindu, budha, dan islam disana tidak pernah membeda – bedakan agama. Di
kerajaan Majapahit ada seorang bernama Empu prapanca yang menulis Buku
Negarakertagama yang berisi walau berbeda tetap satu jua adanya sebab tidak ada
agama yang memiliki Tuhan yang berbeda. Selain itu di Tanah Jawa banyak
ditemukan candi candi yang membuktikan nilai nilai ketuhanan di masa itu
5.
Pada tahun 1628-1629, Sultan Agung ingin menguasai Batavia, ia pun mengirim
pasukan yang dipimpin oleh Baureksa dan dibantu oleh Adipati Ukur serta Suro
Agul-Agul, tapi usaha itu gagal. Kekalahan di Batavia menyebabkan daerah-daerah
bawahan Mataram berani memberontak untuk merdeka, Mataram pun terpecah menjadi
2. Sehingga pelayaran dan perdagangan
menjadi mundur yang menyebabkan rakyat banyak yang mati kelaparan dan banyak
yang terjangkit penyakit.
6. Hakekat nilai Pancasila pada semboyan
Bhineka Tunggal Ika adalah pada maknanya Bhineka Tunggal Ika memiliki
pengertian walaupun berbeda-beda namun tetap satu jua, hal tersebut sudah
mencakup dan menjawab dari kelima sila yang ada pada Pancasila karena pada
hakikatnya Pancasila berfungsi sebagai pemersatu bangsa. Bangsa Indonesia menjadikan Pancasila
sebagai landasan ideologi yang berjiwa persatuan dan kesatuan wilayah dengan
tetap menghargai serta menghormati ke-Bhinneka Tunggal Ika-an (persatuan dalam
perbedaan) untuk setiap aspek kehidupan nasional guna mencapai tujuan nasional.
Artinya, sudah menjadi hal yang tidak dapat ditampikkan lagi bahwa masyarakat Indonesia itu jamak, plural,
dan daerah yang beragam, terdiri dari berbagai macam suku, bahasa,
adat-istiadat dan kebiasaan, agama, kepercayaan kekayaan yang terbentang
dari Sabang sampai Merauke. Oleh karena itu nilai-nilai ke-Bhinneka Tunggal
Ika-an harus diwujudkan dan diaktualisasikan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Implementasinya dalam kehidupan nasional adalah,
memahami kemajemukan sosial dan budaya
atau multikulturalisme sebagai dasar nilai-nilai Ke-Bhinneka Tunggal Ika-an
dalam kehidupan untuk membangun kehidupan bermasyarakat, bernegara dan
berbangsa. Pemahaman terhadap nilai-nilai ke-Bhinneka Tunggal Ika-an dimaksud
adalah menerapkan atau melaksanakan sehari-hari, baik secara individu, kelompok
masyarakat, dan bahkan secara nasional, mencakup kehidupan politik, ekonomi,
sosial dan budaya, serta pertahanan nasional di seluruh lapisan masyarakat yang
jumlahnya besar dan beragam, sehingga tercipta stabilitas nasional yang
kondusif untuk pembangunan masyarakat sejahtera, adil-makmur dan merata.
7. Jadi arti penting sejarah kerajaan
bagi bangsa Indonesia adalah dari jaman2 kerajaan tersebut kita dapat mengambil
kebiasaan atau nilai2 kehidupan yang ada saat itu sehingga kita dapat menggali
nilai tersebut dan pada akhirnya menjadi ideologi pancasila sampai saat ini.
8. Hal yang dapat di petik
ialah dalam membangun sebuah bangsa kaum muda harus memiliki rasa persatuan dan
kesatuan Persatuan harus selalu dijunjung tinggi untuk menghindari berbagai
permasalahan sosial yang dapat memicu runtuhnya suatu bangsa.
V. Kesimpulan
Hal
penting yang dapat kita petik sebagai penerus bangsa adalah bahwa betapa
sulitnya para pendahulu kita untuk mempersatukan nusantara, jadi kita sebagai
penerus bangsa sudah merupakan kewajiban kita untuk menghormati segala bentuk
pengorbanan yang telah dilakukan oleh pendahulu kita. Hal ini dapat kita
lakukan dengan mempertahankan nilai-nilai Pancasila dan mengimplementasikan
nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari, karena dari nilai-nilai
Pancasila itulah kita dapat mempertahankan kesatuan nusantara.
V.
Daftar
Pustaka
Taqwa,Stit. “Pancasila
dalam konteks sejarah.” http://stitattaqwa.blogspot.com/2011/06/pancasila-da-lam-konteks-sejarah.html
Komarudin, Asep.
“Pancasila dalam konteks sejarah Indonesia.” http://asheep-show.blogspot.com/2009/11/pancasila-dalam-konteks-sejarah.html
Comments
Post a Comment